Hakikat Manusia dan Revolusi

Antara keberadaan pandangan manusia pada dirinya sendiri dan makna yang ia rasai. Dari waktu-waktu ada sesuatu yang terus-menerus dibahas oleh para pemikir dan filsuf. Salah satunya adalah apakah itu hakikat manusia atau malah hakikat dirinya sendiri. Tetapi dari sudut siapa yang memandangkah hakikat itu dapat ditentukan?

Dari beragam filsuf diabad lama dari waktu yang lalu banyak jawaban yang muncul. Sekian satu banyak lagi diwaktu yang berlanjut. Lalu apakah setelah itu berhenti? Salah satu pertanyaan fundamental manusia tersebut?. Ternyata tidak pandangan yang kemudian juga berubah, realitas yang berkembang telah menuai gagasan baru dan cara pandang maupun olah pandang baru.

Berbagai hakikat-hakikat manusia terbaru begitu bermunculan dari jaman ke jaman dari waktu ke waktu. Kemudian terambilah sudut pandang dari suatu masa dimana ketika itu ada pandangan baru mengenai hakikat manusia. Yang sebelumnya hakikat manusia ditentukan oleh ranah atas atau bisa dikata pihak gereja.

Karena ada sosok pengatur tersebut. Yang memberikan pandangan-pandangan terhadap mereka-mereka yang memiliki kekuasaan atas dasar sebagai penyalur suara Tuhan.

Tetapi kemudian tidaklah selamanya hal itu berlanjut. Setelah umat manusia mempunyai jalan untuk menjelaskan kaidah alam sekitarnya dengan berbasis angka dan perhitungan matang dan lain sebagainya. Sebuah pencerahan muncul jika dunia ini terdapat pertanyaan yang kemudian menuju jawaban.

Dari ranah sana, munculah pandangan mengenai Deisme yaitu pandangan jika Tuhan hanya bekerja ketika membuat dan kemudian sesudah itu dunia bekerja sesuai kaidah mekanisnya. Sama seperti pembuat jam tangan jika dianalogikan secara sederhana.

Pandangan seperti itulah yang kemudian meluas dan menyebar kala itu di Perancis. Dimana tidak diketahui mengapa tetapi Perancis yang kala itu sedang berpesta pengetahuan menyebarkan banyak pandangan dijalanan. Semua orang membicarakan hal itu. Dan tempat gereja mulai terpinggirkan. Oleh karena munculnya pandangan baru tersebut.

Pandangan hakikat Tuhan tersebut secara tidak langsung mempengaruhi pandangan manusia dan sosialnya dimana hakikat manusia yang selalu diterhubungkan dengan Tuhan dari Gereja mulai lepas mereka mulai mencari makan hakikat mereka sendiri. Jawaban yang mereka dapatkan dengan berada diantara sesama mereka dan mendiskusikannya.

Secara tidak langsung perbincangan mereka tidak saja mengubah cara pandang dan laku tiap individu tetapi kemudian menjadi laku dan pandang sosial. Karena kemudian munculah sebuah peristiwa yang menenggelamkan kekuasaan lama dengan cara pandang lama tanpa ada dasaran kenapa kekuasaan itu bisa ada selain suara Tuhan.

Sebuah revolusi sosial yang mengubah dasaran dan sendi-sendi kehidupan. Revolusi Perancis, bentuk perkembangan umat manusia kearah menuju sekarang ini. Kembang api masa lampau yang cahayanya terlihat hingga sekarang.

Pencarian atas hakikat manusia tersebut tidaklah dianggap sebagai bentuk pemikiran seorang individu saja. Karena pemikiran itu kemudian menyebar dan meluas. Hingga mempengaruhi tingkah laku. Keadaan tersebut membikin perluasan pengetahuan begitu cepat dan keterbutuhan untuk menyebarkannya sangat diterbutuhkan.

Ekonomi dan lain sebagainya juga melesat karena pihak otoritas kekuasaan lama berdasarkan cara pandang mereka tidak memiliki kekuasaan atas laku dan pandang mereka berkat Deisme tadi.

Jika ditilik perubahan pandangan hakikat manusia dan kemudian menjadi revolusi tersebut. Dapatlah diambil jika hakikat manusia senantiasa menga-ada. Atau dalam pengartiannya berubah dengan pertentangan-pertentangan dan lain sebagainya.

16. November 2017 by muhammad.aufa.r.p
Categories: Uncategorized | Leave a comment

Leave a Reply

Required fields are marked *