• Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Sepatah Kata Untuk Perjalanan Alexander Mccandles

    Sosok ini pernah difilmkan kisah hidupnya di film “Into The Wild” yang juga disadur dari buku John Krakauer berjudul sama. Kedua film itu sama tujuannya, yaitu menceritakan kronologis perjalanan Alexander Mccandles berkeliling ke penjuru jalanan. Dalam buku John Karakuer, dia mencari orang-orang yang pernah ditemui oleh Alex di dalam perjalanannya tersebut untuk mencari keterangan mengenai Alex dan pemikirannya.

    Alex adalah sosok pecinta buku dan petualangan. Bukunya bisa tergolong berat-berat, dengan nama-nama pemikir besar di dunia yang ia suka geluti, mulai dari Tolstoy, Thoreau, Jack London, dan lain sebagainya. Sebagai seorang mahasiswa di Universitar Edmory Alex tergolong anak cerdas dengan predikat lulus cumlaude dengan sebagian besar dibidang kemanusiaan dan kebudayannya. Tetapi setelah lulus itu dia membuang segala pencapaiannya demi tujuannya yang entah sudah berapa lama ia idam-idamkan.

    Entah dia mengikuti jejak siapa untuk melakukan itu. Karena seperti pendapat kalangan sosiologi maupun psikologi dimana masa muda di umur Alex masih dianggap sebagai masa pencarian jati diri atau apapun namanya itu. Salah satu jawaban yang saya ambil adalah kemungkinan dia mendapatkan keinginan untuk melakukan perjalanan itu berasal dari buku-buku bacaan kesukaannya. Dia menyelami pemikiran-pemikiran disana sampai dalam.

    Salah satu buku kesukaan Alex yang juga saya baca adalah “Call of the Wild” karya Jack London. Dan tokoh anjing yang diceritakan di dalam buku tersebut menemukan bentuk asli dirinya saat berada di alam liar Alaska. Dimana sang anjing telah menemukan panggilan untuk dirinya, untuk menjadi bentuk seasli-asli dan sealami mungkin dirinya tersebut.

    Sang tokoh anjing di dalam buku “Call of The Wild” mengalami perubahan ekstrim di dalam hidupnya. Pengalaman yang telah memunculkan sesuatu yang lain di dalam dirinya. Dan perubahan itu yang membuatnya mendapatkan panggilan untuk dirinya saat berada di Alaska. Mengaum kearah bulan dan disusul auman-auman lain di kejauhan.

    Begitulah mungkin sedikit synopsis dari salah satu buku bacaan kesukaan Alex. Dan yang mungkin juga salah satu mesin penggerak dirinya untuk berani melangkah keluar ke jalanan dan hutan-hutan. Ya, mungkin itu, tetapi penggerak untuk perjanan Alex ini mungkin juga tidak hanya itu saja. Karena dia sering kali mengeluarkan kemuakkannya akan sistem masyarakat, politisi, ekspolitasi dan lain sebagainya, bisa dikatakan penggeraknya tidak hanya sebuah buku saja.

    Seperti perkataan filsuf eksistensialis lain di waktu-waktu lalu, yang mengatakan kalau sebagai diri, kita ini murni dan indah hanya sistem sosiallah yang merusaknya, mengkorupnya. Dan Alex ahli di dalam bidang masyarakat dan perkembangan budayanya. Meski mungkin jika di dalam psikologi dia dianggap telah mungkin melalui suatu kejadian di waktu lalu yang telah menyulut api di dalam dirinya dan sulit untuk dipadamkan, dan api itu ingin membakar segala yang ia anggap mengkorupkan.

    Tapi tidak melulu filsuf eksistensialis yang mengatakan kalau diri kita murni dari diri sendiri dan yang merusaknya adalah masyarakat. Ada juga filsuf eksistensialis lain yang menganggap keberadaan kita sebagai makhluk sosial adalah hakikat terdalam kita. Karena dari ranah evolusi tingkatan bawah sebagai hewan-hewan sebelum menjadi manusia kita selalu hidup berkelompok. Dan ini dianggap bahwa keberadaan diri tidak dapat dilepaskan dari keberadaan di manusia-manusia lainnya. Jadi tidak melulu saya membela pandangan sepihak orang, tetapi juga mengeluarkan adanya pandangan lain. Karena di akhir  tulisan ini akan terlihat hubungannya dengan Alex mengenai pandangan akan diri ini.

    Selanjutnya Alex bukanlah seorang filsuf, Alex adalah petualang. Dia sudah menyukai perjalanan semenjak kecilnya, dan itu diceritakan oleh keluarganya dan adik perempuannya yang lebih dekat terhadapnya. Dan karena hasrat akan petualangan semenjak kecil, ia memutuskan menyelami dan mencari-cari pendalaman dirinya dengan melakukan perjalanan.

    Dengan perjalanan, dan pendalaman diri. Dia mencoba mencari apa yang dinamakan kebahagiaan itu. Dan kebahagiaan hakiki ini yang menjadi tujuan utama perjalanan diri dan perjalanan di jalanan Alex, dapat diketahui dan disimpulkan jika kebanyakan coretan-coretan tulisan yang ada di dalam buku Alex berisi hal-hal mengenai itu. Antara diri dan kebahagiaan. Menjadi terlahir kembali di jalanan sebagai dirinya sendiri untuk kemudian menemukan panggilan alamnya.

    Dalam rangka mencari kebahagiaan absolut, dia membuang semua pencapaiannya saat berada di sistem dan kembali menjadi manusia purba berjalan kearah manapun matahari terlihat. Dia ingin membuat dirinya kembali alami seperti nenek moyang kita. Dia mencari-cari panggilan sama seperti Buck yang mendapatkan panggilan purba di dalam dirinya. Dan sama seperti Buck.  Hal itu didapatkan dengan meninggalkan apa yang nyaman, apa yang membuat kita aman. Kearah ketidakpastian yang membuat kita senantiasa bergerak agar hidup.

    Dia takut kemapanan, dia takut tidak mendapat kebahagiaan alami di sandaran bumi yang asri. Dan kemudian hasrat itu tersulut oleh api yang disulut oleh suatu hal. Dikatakan di dalam bukunya dan di ceritakan di dalam filmnya. Dia mendapatkan suatu berita oleh saudara-saudara jauhnya yang ia temui di perjalanan sebelum perjalanan spiritualnya. Dikatakan oleh saudara jauh dari Ayahnya jika dia adalah anak haram. Jika ayahnya memiliki istri lain yang sah.

    Mungkin itu, ya mungkin itu yang membuat api di dalam dirinya tersulut semakin besar. Dan menggerakan mesin penggerak di dalam dirinya. Untuk membuatnya benci terhadap sistem, benci tentang apa yang membuat aman dan nyaman. Dan itu menurut pendapat saya, tetapi itu mungkin.

    Dan yang telah terjadi adalah, dia setelah kelulusannya, memulai perjalanan spiritualnya tersebut. Untuk membentuk diri, membuang apa yang mengotori dirinya, dan demi kebahagiaan yang dia idamkan untuk memadamkan api yang menggelora di dalam dirinya. Dia melakukan perjalanannya dengan meninggalkan semua, tanpa uang, tanpa kendaraan. Dalam ketidak pastian dia mengembara. Untuk tujuan alam liar Alaska.

    Dari beragam wawancara dengan orang-orang yang ditemui Alex.  Dia tidak ingin mati di Alaska. Dia ingin mendapatkan panggilannya. Dikatakan bahwa setelah berbulan-bulan di Alaska tanpa pengaruh modernitas dan menyatu dengan alam. Dia kembali untuk menulis sebuah buku mengenai perjalanan spiritualnya tersebut.

    Mungkin untuk menunjukkan bahwa ada kebahagiaan lain selain modernitas semu tanpa nilai yang dijunjung di abad ini. Bahwa ada kepuasan di hutan dan di sungai-sungai dingin. Dan setelah sampai di Alaska, berusaha menemukan panggilannya. Dan tidak diketahui apakah dia telah mendapatkannya atau tidak. Dia telah berpulang ke tempat lain, dengan tempat terakhirnya di alam liar.

    Tetapi terdapat salah satu coretan yang ia tambahkan sendiri di dalam buku “Family Happines” karya Tolstoy.” Bahwa kebahagiaan hanya nyata saat dibagikan”. Dan itu mungkin adalah coretan yang ia simpulkan setelah pengembaraan yang ia lalui.

    Mungkin dia telah mencobai mengaumi bulan purnama seperti Buck yang kemudian disahut oleh auman serigala lain. Tetapi sayangnya auman Alex tidak mendapatkan balasan. Dan kemudian berakhir ke kesimpulan yang ia coretkan di dalam bukunya. Untuk berusaha kembali dari bus itu. Harus melewati sungai yang saat dia pertama kali menyebrang musim dingin sehingga e situ kecil. Tetapi saat dia akan kembali ke modernitas sungai itu deras dan lebar. Akhirnya dia kembali ke bus itu kepersinggahan terakhirnya.

    Apabila Alex berhasil melewati sungai itu dan kembali ke kota untuk menulis buku. Saya akan membaca tulisannya mengenai hidupnya yang bergelora. Tetapi sayang takdir telah menghentikanmu untuk memberikan jawaban spiritual kepada manusia-manusia yang bangga akan modernitasnya ini. Tetapi di dalam masyarakat kau memang mendapatkan tempat. Sama seperti manusia lainnya karena setiap manusia berguna setiap keberadaannya. Dan tempatmu adalah sang pemberontak. Pemberontak yang memberikan nilai-nilai baru kepada yang lainnya. Karena kau berani. Dan pemberontak memang berani.

    Meski beragam pujian maupun cercaan ditujukkan terhadap Alex. Saya berusaha untuk memberikannya apresiasi atas usahanya yang ia lakukan. Memang cercaan tidak juga sedikit yang diberikan terhadapnya. Dengan mengatakan dia bodoh dengan tidak membawa peta karena beberapa mil dari sana dengan arah yang tepat terdapat jalan raya, dan cercaan lain sebagainya. Kemudian oleh John Krakauer menimpali. Bahwa Alex ingin pergi ke alam liar, dan semenjak modernitas telah menjamah ke semua seluk-beluk dunia. Dunia semuanya diketahui, maka dari itu untuk tidak mengetahui adalah dengan tidak membawa peta, dengan tidak membawa itu maka seluruh daerah adalah alam liar yang belum terjamah.

    Tapi konsekuensi akhir dari yang Alex putuskan untuk menjejakkan kaki ke tanah antah berantah memang menakutkan, karena tidak adanya bangunan maupun jalanan, dan juga masih banyak beruang buas belum lagi tanaman beracun yang kemudian di anggap sebagai penyebab kematian Alex, karena saat autopsi ditemukan beragam tanaman yang tidak boleh dimakan.

    Meski beragam resiko pastilah muncul, dia berani menjalaninya, mau menapaki langkah awal menuju ribuan mil jauhnya. Mau mendekap auman-auman serigala yang bisa saja tiba-tiba menyerbu di saat tidurnya. Tetapi dengan segala ketidak-mungkinan, dan ketidak pastian yang ditawarkan alam itulah Alex semakin menggebu untuk melakukannya. Banyak orang yang Alex temui mencoba memberitahu Alex untuk menghentikan perjalanannya itu. Tetapi tujuan Alex sudah bulat, dan palu sudah diketuk, masa depan tanpa ketidak-tahuan adalah resiko yang patut diambil. Demi kemurnian yang ia coba rasakan. Mungkin apabila dia kembali dari Alaska, dia akan menjadi yang terbaik dari kita. Semoga tenang disana sang pendobrak kemapanan.

    Daftar Pustaka

    Antara Alam Kehidupan Tiap Kebudayaan

    McCarthy, Patrick, 1941-2007. Albert Camus, The Stranger. Cambridge [Cambridgeshire] ; New York :Cambridge University Press, 1988. Print.

    Camus, Albert. The Rebel: An Essay on Man in Revolt. New York: Knopf, 1956. Print.

    Krakauer, Jon. Into the Wild. New York: Anchor Books, 1997. Print.

    28. September 2017 by muhammad.aufa.r.p
    Categories: Uncategorized | Leave a comment

    Leave a Reply

    Required fields are marked *


  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO